Pages

KISAH SAHABAT AMRU BIN TSABIT BIN WAQASY

Sabtu, 28 September 2019



Dalam lembaran sejarah emas sahabat Nabi, ada peristiwa unik yang menunjukkan bahwa letak bernilainya amalan itu ialah bukan pada banyaknya tapi pada kandungan kebaikannya, meskipun sedikit.
Dalam kitab Sirah Nabawiyahnya yang berjudul, “as-Sirah an-Nabawiyah, `Ardhu Waqaai` wa tahlilu Ahdats”, Syeikh. Ali Muhammad Muhammad Shalabi menceritakan: ada sahabat yang hanya bermodal syahadat tulus kemudian ia berjihad hingga gugur syahid. Padahal ia belum sempat shalat apalagi melaksanakan rukun Islam yang lainnya.
Amalannya terhitung sangat sedikit dan minim bila dibandingkan dengan sahabat-sahabat lain yang sudah masuk Islam. Namun lihat capaian yang diraihnya ia mendapatkan surga. Sahabat itu ialah Al-Ushairim. Nama aslinya `Amru bin Tsabit bin Waqasy.
Beliau berasal dari Suku `Aus, dari Bani Asyhal. Ketika Sa`ad bin Muadz masuk Islam beserta Suku `Aus lainnya, Ushairim belum mau menerima Islam karena masih ragu. Hatinya belum bisa menerima petunjuk Islam. Namun Allah akan menunjuki siapa saja yang dikehendakinya.
Ketika terjadi Perang Uhud, ia bertanya pada Rasul dimanakah Sa’ad bin Mu`adz? Dimanakah teman satu sukuku? Nabi menjawab: Mereka menuju Uhud. Ketika itu ia sudah merasa mantap hatinya untuk menerima petunjuk Islam sehingga, seketika itu juga ia menyatakan keislamannya pada Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam.
Setelah itu ia mengambil tombak, pedang miliknya dan menaiki kuda lalu bergabung dengan sahabat-sahabat yang lain. Ketika ia berada di sekeliling para sahabat, ia diusir: menjauhlah dari kami! Ushairim pun menimpali: Aku telah beriman. Kemudian ia turut berperang hingga mengalami luka parah.
Ketika teman-temannya dari Bani Asyhal, mencari korban dari para sahabat yang terbunuh di Perang Uhud, tiba-tiba mereka dikagetkan dengan jasad Ushairim yang terluka parah tapi masih hidup: Ini Ushairim, kenapa ia datang ke sini, bukankah sewaktu kita tinggal perang ia masih kafir? Lalu mereka menanyakan langsung pada Ushairim, apakah ia turut berpartisipasi perang karena fanatisme kesukuan atau karena senang terhadap Islam? Ushairim menjawab: Bahkan aku senang (masuk) Islam, aku beriman pada Allah dan Rasul-Nya, aku masuk Islam, kemudian aku bergabung dengan Rasulullah ikut perang, kemudian aku mengalami luka parah, jika aku meninggal maka semua hartaku untuk Muhammad, (silahkan) dipergunakan sekehendak hatinya”. Kemudian ia meninggal.
Ketika dilaporkan kepada Rasulullah, Rasul berkomentar: “Innahu min ahlil jannah (ia termasuk dari penghuni surga). Padahal ia belum sempat shalat sama sekali. Di kesempatan lain Rasulullah Saw bersabda: `Amila qolilan wa ujiro (amalnya sedikit tapi mendapat ganjaran(yang besar).
Bahkan Abu Hurairah bertanya pada orang-orang, ceritakan padaku siapakah sahabat yang masuk Surga padahal belum pernah shalat? Ketika mereka tidak tahu, akhirnya meminta jawaban ke Abu Hurairah. Abu Hurairah menjawab: ia adalah Ushairim bin Abdil Asyhal.
Ushairim dengan amalnya yang sedikit mampu menjemput momen terbaik atas izin Allah. Kejadian yang dialaminya mengajarkan kita nilai penting berupa: letak berharga tidaknya sebuah amalan ialah pada kebaikan yang terkandung di dalamnya, dalam artian sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Walau amalan terhitung sedikit, tetapi diposisikan pada standar semacam itu akan bernilai dahsyat.
Pada pandangan orang banyak memang amalannya terhitung sedikit, namun yang membuat amalan itu berharga dan bernilai dahsyat ialah karena ketulusan, keikhlasan, dan kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah. Sedikit tapi berkualitas saja sudah bernilai dahsyat, apalagi jika kita melakukan amalan banyak tapi berkualitas, Allah subhanahu wata`ala pasti akan mencucurkan rahmat-Nya.
Kesempatan untuk itu, sebenarnya sangat terbuka lebar jika kita menghendakinya. Kesuksesan kita terletak pada seberapa cepat kita berubah, serta sepandai apa kita menjemput momentum yang diberikan Allah subhanahu wata`ala pada kita. Faidza faraghta fanshab, wa ila Rabbika farghab (jika ada waktu senggang maka gunakan lah untuk amal kebaikan, dan hanya kepada Rab kamulah kamu berharap).

sumber :
https://muslimobsession.com/kisah-sahabat-yang-masuk-surga-padahal-belum-sempat-shalat/

MANFAAT DOKUMEN KEPENDUDUKAN


Administrasi kependudukan pada hakikatnya adalah mengatur tanggung jawab pemerintah untuk memberikan pengakuan dan perlindungan terhadap status kependudukan setiap orang melalui pencatatan peristiwa penting dan peristiwa kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan.
            Berikut adalah beberapa fungsi dan manfaat dari dokumen kependudukan.

          1. KRP-el
a. KTP digunakan Sebagai Kartu Identitas Diri.
b. Berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya.
c. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP, Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan.
d. Untuk mendukung terwujudnya data base kependudukan yang akurat, sehingga Data Pemilih dalam pemilu & pemilukada yg selama ini sering bermasalah tidak akan terjadi lagi, dan semua warga negara indonesia yang berhak memilih terjamin hak pilihnya.
e. Bahwa KTP Elektronik merupakan KTP Nasional yang sudah memenuhi semua ketentuan yang di atur dalam UU No.23 Thn 2006 & Perpres No.26 Thn 2009 dan Perpres No.35 Thn 2010, sehingga berlaku secara Nasional. Dengan demikian mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dari Lembaga Pemerintah dan Swasta, karena tidak lagi memerlukan KTP setempat.

                2. Akta Kelahiran
a. Sebagai wujud pengakuan negara mengenai status individu, status perdata, dan status kewarganegaraan seseorang.
b. Sebagai bahan rujukan penetapan identitas dalam dokumen lain, misalnya ijazah.
c. Sebagai sarat untuk mengajukan dokumen kependudukan lainya, seperti KTP, KK, SIM, Pasport, dll.
d. Digunakan untuk keperluan melamar Sekolah ataupun bekerja.

       3. Akta Kematian
a. Pengurusan warisan.
b. Melaksanakan pencatatan perkawinan (cerai mati).
c. Mengklaim asusransi jiwa.
d. Mengklaim Asuransi Jasa Raharja.
e. Pencairan dana/tabungan bank.

Sedangkan 
Kartu Keluarga merupakan dokumen penting yang harus dimiliki setiap keluarga. Jika tidak, banyak proses pengurusan berkas dan kebutuhan lainnya yang tak bisa berjalan. Jadi, sebaiknya pahami cara membuatnya dengan kondisi yang berbeda.
Semoga bermanfaat
Sumber:

BAHAYA SMART PHONE BAGI ANAK DIBAWAH UMUR

Jumat, 27 September 2019





Memperkenalkan teknologi kepada anak-anak memang tak salah. Namun, untuk memberikannya secara langsung dan tanpa pengawasan yang ketat? Sebaiknya coba berpikir ulang lagi. Teknologi seperti smartphone tentu memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun, kemudahan tersebut bisa kembali menyerang bak pisau bermata dua.
Perkembangan teknologi memang bisa memberikan dampak positif dan negatif. Namun, dengan pembelajaran yang lebih baik, Anda bisa meminimalisir dampak negatif dan memanfaatkan sisi positif secara maksimal. Kebanyakan orang tua memberikan smartphone kepada anaknya agar bisa lebih mudah dihubungi.

Namun, nyatanya terdapat beberapa ancaman berbahaya yang mengincar sang anak ketika diberikan tanggung jawab untuk memiliki atau menggunakan sebuah smartphone. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Mandy Saligari, seorang spesialis yang bekerja di Harley Street rehab clinic mengatakan bahwa memberikan smartphone kepada anak-anak sudah sama seperti memberikan mereka zat psikotropika (narkoba), dilansir dari Independent.co.uk.

penggunaan smartphone yang berlebih tentu membuat perkembangan anak-anak menjadi lebih lambat. Ketika masih berusia 7-19 tahun, seorang remaja membutuhkan banyak bergerak dan berkembang lebih jauh terkait kehidupan di sekitarnya. Pada rentang usia tersebut mereka tengah mencari jati diri masing-masing. Jika pada usia tersebut mereka sudah disibukkan dengan bermain smartphone, para anak-anak akan kehilangan kesempatan untuk mematangkan diri di usia-usia emasnya.

Bahaya lain yang bisa mengancam anak-anak yang menggunakan smartphone di usia dini adalah bahaya penculikan atau perampokan. Ketika Anda memberikan smartphone, terutama dengan merek atau keluaran terbaru kepada sang anak, ia bisa menjadi sasaran kejahatan orang tak bertanggung jawab.

Memang, dengan mengenal adanya bahaya-bahaya yang mengancam bukan berarti teknologi ini harus dijauhkan dari sang anak. Namun, pembelajaran tentang bahaya serta pembatasan penggunaan memang perlu diterapkan sebelum memutuskan untuk memberikan mereka sebuah teknologi bernama smartphone. Tentunya kita semua tak ingin segala macam bentuk modus kejahatan di luar sana terjadi pada anak-anak. Mari tetap aman berteknologi dengan lancar.


Sumber :